Sabtu, 14 Maret 2015

hilangkan jerawat dengan pro light laser.

BANYAK wanita yang mengatasi jerawat dengan terapi laser. Tapi beberapa terapi laser terkadang masih membuat kulit memerah dan terasa nyeri. Sekarang ada terapi baru yang tidak menumbulkan rasa sakit. Pro light laser.

Jerawat terdiri atas komedo, jerawat batu, hingga jerawat meradang. Masing-masing jenis jerawat ini memerlukan pengobatan yang berbeda-beda. “Ada beberapa macam cara untuk mengobati jerawat. Misalkan dengan dermabrasi mikrodermabrasi, atau dengan chemical peeling,” kata dr Dita.

Macam-mcam perawatan ini mendatangkan hasil yang cukup efektif. Namun, risikonya cukup tinggi. Selain biaya yang cukup tinggi dan waktu yang lama, kulit wajah bisa memerah dan terasa sakit.

“Perawatan-perawatan tersebut memang ampuh untuk mengatasi jerawat. Tapi terkadang menimbulkan sedikit rasa sakit. Ada cara ampuh menghilangkan jerawat tanpa rasa sakit, yaitu dengan laser,” sambungnya.

Pengobatan dengan laser  memang lebih efektif karena tidak menimbulkan rasa sakit, aman, dan lebih efisien. “Dengan menggunakan laser, tidak ada pengelupasan kulit serta tidak perlu melakukan scrubbing atau memencet jerawat hingga berdarah. Laser justru sangat aman dan tidak menimbulkan rasa sakit,” jelasnya.

Proses pengobatan jerawat dengan laser terdiri atas dua cara. Pertama, membunuh bakteri penyebab jerawat dan merangsang produksi kolagen. Ini dapat membantu menghilangkan noda atau luka bekas jerawat. Kedua, menghentikan produksi minyak yang dikeluarkan oleh kelenjar sebasea.

Laser atau terapi sinar laser dapat mencapai lapisan kulit lebih dalam tanpa merusak permukaan kulit. Selain itu, terapi sinar laser berguna untuk mengatasi propionibacterium acne, yaitu bakteri yang menyebabkan peradangan pada jerawat. Terapi laser juga berguna untuk memerbaiki tekstur kulit yang rusak akibat jerawat dan mengurangi jaringan parut bekas jerawat.

“Jadi, pengobatan ini jelas sangat cocok untuk yang memiliki jerawat aktif serta untuk menghilangkan bekas jerawat atau pun parut,” ungkapnya.

Ada beberapa jenis terapi laser yang perlu diketahui. Pertama, terapi dengan sinar biru. Sinar laser berwarna biru yang ditembakkan ke bakteri propionibacterium acne serta mengecilkan kelenjar minyak pada wajah. Tetapi terapi ini dapat menimbulkan efek samping, yeitu kemerahan pada daerah yang terkena sinar.

“Namun kemerahan pada kulit ini hanya bersifat sementara,” imbuhnya.

Terapi laser lainnya, yaitu terapi laser dioda. Laser dioda ini dapat merusak kelenjar minyak di dalam dermis tanpa merusak lapisan luar kulit.

“Terapi laser ini biasanya menimbulkan rasa nyeri,” ujarnya. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan analgesic yang diberikan sebelum terapi. Efek samping dari terapi laser dioda ini adalah kemerahan dan bengkak untuk sementara waktu.

Terapi laser lainnya yang tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak menimbulkan kemerahan pada kulit adalah terapi pro light laser. Terapi ini menggunakan teknologi laser dengan panjang gelombang tertentu untuk menghasilkan efek menghancurkan pigmen di dalam kulit. Ini tidak menimbulkan efek samping berupa kemerahan atau rasa nyeri pada kulit. Dengan proses yang singkat, pro light laser terbukti efektif untuk mengatasi jerawat atau pun noda bekas jerawat.

Pro light laser tidak membuat kulit menjadi gosong karena laser. Selain menghilangkan jerawat, pro light laser dapat membuat kulit terlihat lebih cerah,” tandasnya.
(tty)

frekuensi radio

Frekuensi radio mengacu kepada spektrum elektromagnetik di mana gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh pemberian arus bolak-balik ke sebuah antena. Frekuensi seperti ini termasuk bagian dari spektrum seperti dalam tabel di bawah ini.


Tabel Frekuensi Radio

Nama band
Singkatan[1]
3 – 30 Hz
104 – 105 km
ELF
30 – 300 Hz
103 – 104 km
SLF
300 – 3000 Hz
100 – 103 km
ULF
3 – 30 kHz
10 – 100 km
VLF
30 – 300 kHz
1 – 10 km
LF
300 kHz – 3 MHz
100 m – 1 km
MF
3 – 30 MHz
10 – 100 m
HF
30 – 300 MHz
1 – 10 m
VHF
300 MHz – 3 GHz
10 cm – 1 m
UHF
3 – 30 GHz
1 – 10 cm
SHF
30 – 300 GHz
1 mm – 1 cm
EHF
300 GHz - 3000 GHz
0.1 mm - 1 mm
THF
Catatan: di atas 300 GHz, penyerapan radiasi elektromagnetik oleh atmosfer bumi begitu besar sehingga atmosfer secara efektif menjadi "opak" ke frekuensi lebih tinggi dari radiasi elektromagnetik, sampai atmosfer menjadi transparan lagi pada yang disebut jangka frekuensi infrared dan jendela optikal.
Band ELF, SLF, ULF, dan VLF bertumpuk dengan spektrum AF, sekitar 20–20,000 Hz. Namun, suara disalurkan oleh kompresi atmosferik dan pengembangan, dan bukan oleh energi elektromagnetik.
Penghubung listrik didesain untuk bekerja pada frekuensi radio yang dikenal sebagai Penghubung RF. RF juga merupakan nama dari penghubung audio/video standar, yang juga disebutBNC (Bayonet Neill-Concelman).

efek fotolistrik

Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam) ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahayatampak dan radiasi ultraungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan. Istilah lama untuk efek fotolistrik adalahefek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi). Hertz mengamati dan kemudian menunjukkan bahwa elektrode diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga api listrik lebih mudah.

Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel. fenomena di mana cahaya mempengaruhi gerakan muatan listrik termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek fotoelektrokimia .

Mekanisme Emisi

Foton dari sinar memiliki energi karakteristik yang ditentukan oleh frekuensi cahaya. Dalam proses photoemission, jika elektron dalam beberapa bahan menyerap energi dari satu foton dan dengan demikian memiliki lebih banyak energi daripada fungsi kerja (energi ikat elektron) dari materi, itu dikeluarkan. Jika energi foton terlalu rendah, elektron tidak bisa keluar dari materi. Peningkatan intensitas sinar meningkatkan jumlah foton dalam berkas cahaya, dan dengan demikian meningkatkan jumlah elektron, tetapi tidak meningkatkan energi setiap elektron yang dimemiliki. Energi dari elektron yang dipancarkan tidak tergantung pada intensitas cahaya yang masuk, tetapi hanya pada energi atau frekuensi foton individual. Ini adalah interaksi antara foton dan elektron terluar.
Elektron dapat menyerap energi dari foton ketika disinari, tetapi mereka biasanya mengikuti prinsip "semua atau tidak" . Semua energi dari satu foton harus diserap dan digunakan untuk membebaskan satu elektron dari atom yang mengikat, atau energi dipancarkan kembali. Jika energi foton diserap, sebagian energi membebaskan elektron dari atom, dan sisanya dikontribusi untuk energi kinetik elektron sebagai partikel bebas.
Tidak ada elektron yang dilepaskan oleh radiasi di bawah frekuensi ambang, karena elektron tidak mendapatkan energi yang cukup untuk mengatasi ikatan atom. Elektron yang dipancarkan biasanya disebut fotoelektron dalam banyak buku pelajaran.
Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-partikel, dimana sistem fisika (seperti foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan kelakuan seperti-gelombang dan seperti-partikel, sebuah konsep yang banyak digunakan oleh pencipta mekanika kuantum. Efek fotolistrik dijelaskan secara matematis oleh Albert Einstein yang memperluas kuanta yang dikembangkan oleh Max Planck.
Hukum emisi fotolistrik:
1.   Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan berbanding lurus dengan intensitas cahaya yg digunakan.
2.   Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah frekuensi ini fotoelektron tidak bisa dipancarkan.
3.   Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron tidak bergantung pada intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi cahaya.
4.   Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil, kurang dari 10−9 detik.

Tiga langkah model

Dalam rezim sinar-X, efect fotolistrik dalam bahan kristal sering didekomposisi menjadi tiga langkah: [8]
1.   Inner efek fotolistrik (lihat diode di bawah). Lubang tertinggal dapat menimbulkan efek auger , yang terlihat bahkan ketika elektron tidak meninggalkan materi. Dalam padatan molekul fonon sangat antusias dalam langkah ini dan dapat terlihat sebagai garis dalam energi elektron akhir. The inner photoeffect has to be dipole allowed. Para photoeffect batin harus dipol diperbolehkan. Para aturan transisi untuk atom menerjemahkan melalui model ketat mengikat ke kristal. Mereka adalah serupa geometri untuk osilasi plasma dalam bahwa mereka harus transversal.
2.   Balistik transportasi setengah dari elektron ke permukaan. Some electrons are scattered. Beberapa elektron tersebar.
3.   Elektron melarikan diri dari bahan di permukaan.
Dalam model tiga langkah, elektron dapat mengambil beberapa jalur melalui tiga langkah. Semua jalan dapat mengganggu dalam arti formulasi jalan terpisahkan. Untuk negara permukaan dan molekul model tiga langkah apakah masih masuk akal bahkan beberapa sebagai yang paling atom memiliki elektron yang dapat menyebarkan beberapa elektron yang meninggalkan.

LED

 LED ( LIGHT EMITTING DIODE)

LED adalah komponen elektronika yang terbuat dari junction suatu bahan semikonduktor tipe-p dan tipe-n, yang memancarkan cahaya bila diberi bias maju. Seperti halnya pada diode p-n junction, bila diberi bias maju maka besarnya tegangan barrier akan turun sehingga elekron dan lubang memiliki cukup tenaga untuk berpindah melewati junction. Bila elektron dan lubang bertemu maka elektron bertransisi dengan memancarkan energi dalam bentuk radiasi photon.



Besarnya energi photon yang dipancarkan dinyatakan sebagai

E = h v

dengan v = frekuensi  gelombang yang dipancarkan.
            h = konstanta Planck = 6,626. Js

Perbedaan bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuat LED (baik yang horno-junction maupun heterojunction) akan mempengaruhi besarnya rentang panjang gelombang, yang dipancarkan dan memberikan efisiensi kuantum ang berbeda. Tabel dibawah menunjukkan emisi puncak panjang gelombang yang dipancarkan dan konversi warnanya serta besarnya efisiensi kuantum dari LED yang dibuat dengan beberapa macam bahan dan dopant.



Ket :Dopant bertindak sebagai donor atau aceptor (tipe-p/n) tergantung pada kondisi pertumbuhan bahan (proses).

  Bahan semikonduktor merupakan bahan yang mempunyai sifat kontak ohmik yang kurang baik, sehingga untuk dapt dibias maju perlu ditambahkan bahan konduktor seperti aluminium dengan cara dilapiskan pada bagian atas dan bawah p-n junction. Pemilihan bahan konduktor ini, selain mempertimbangkan konduktivitas bahan juga kemampuan bahan konduktor menempel dengan baik pada paermukaan bahan semikonduktor yang akan dilapisi. Selain ditambahkan bahan konduktor, untuk memperkuat bahan konduktor dapat menempel pada bahan semikon-duktor ditambahkan bahan lain seperti Si. Salah satu konstruksi LED yang sederhana ditunjukkan Gambar 1.8. Arus/aliran elektron injeksi diberikan pada daerah tipe-p, dan photon memancar kesegala arah. Efesiensi kuantum internal yang terjadi dalam junction, pada beberapa bahan LED dapat medekati nilai 100%, tetapi efisiensi eksternal setelah photon keluar dari LED sangat rendah. Penyebab utama dari turunnya efisiensi ini adalah penyebaran arah rambat cahaya, dan terjadinya pemantulan dalam total karena sudut datang lebih besar dari sudut kritis.

 Fenomena pemantulan dan pembiasan dai suatu sumber titik pada dua medium yang ber indeks bias berbeda, ditunjukkan Gambar 1.9. Seberkas cahaya datang pada bidang batas dua medium, berkas menjalar dari medium suatu berindeks bias kedalam medium dua berindeks bias , dengan ketentuan ,  pada gambar tampak tiga sinar yang datang dengan sudut berbeda. Sinar pertama datang pada bidang batas, mengakibatkan berkas cahaya terpantul dan terbias kedalam medium dua, sedangkan sinar kedua hanya terpantul saja karena sudut datang tepat sama dengan sudut kritis yang menghasilkan pemantulan dalam total. 

  Penambahan sudut datang yang lebih besar daripada sudut kritis akan memberikan akibat yang sama, yakni berkas cahaya semuanya terpantulkan dan tidak ada yang dibiaskan. Dalam konstruksi LED, berkas cahaya yang merambat dengan sudut datang sama atau lebih besar sudut kritis harus dihindarkan supaya efisiensi energi yang dikeluarkan LED tidak berkurang terlalu banyak.



 Perbandingan amplitudo gelombang yang terpantul dan yang terbias terhadap amplitudo gelombang datang dapat ditentukan dengan  penurunan teori gelombang elektromagnetik. Besarnya perbandingan amplitudo gelombang terpantul dan terbias terhadap amplitudo gelombang datang, oleh Fresnel dikenalkan sebagai koefisien amplitudo transmis. 


 Ada dua cara untuk memperbesar nilai F, yakni dengan mengurangi sudut datang sehingga lebih kecil dari sudut kritis dan tidak terjadi fenomena pemantulan dalam total. Cara ini dilakukan dengan membuat permukaan semikonduktor tipe-p berbentuk hemisperikal seperti. Cara pemantulan bentuk hemisperikal ini memberikan daya LED yang cukup tinggi, tetapi sangat sulit dan mahal untuk membentuk seperti ini. Cara kedua dengan menempatkan junction dalam suatu cungkup yang terbuat dari bahan transparan yang berindeks bias berbeda, dan strukturnya. 

  Cara kerja LED adalah sebagai berikut,  semikonduktor  tipe-n memiliki sejumlah  elektron  bebas,  sedangkan  semikonduktor  tipe-p  memiliki  sejumlah lubang bebas. Jika semikonduktor tipe-n dan tipe-p disambungkan akan terbentuk suatu  penghalang   tenaga.  Baik  lubang  bebas  maupun  elektron  bebas  tidak memiliki   cukup tenaga   untuk   melewati   penghalang tersebut   untuk   ber- rekombinasi. Apabila diberikan suatu tegangan maju, maka besarnya penghalang tenaga  akan turun,  sehingga  elektron  bebas  dan lubang  bebas  memiliki  cukup tenaga  untuk  berpindah  melewati  sambungan.  Jika  elektron  bebas  dan  lubang bebas tadi bertemu, maka elektron akan turun ke bidang valensi dan kemudian ber- rekombinasi   dengan   lubang   bebas   tersebut.   Tenaga   yang   dilepaskan   pada peristiwa itu akan diubah menjadi tenaga optik dalam bentuk foton.