Selasa, 28 April 2015

persamaan maxwell

Gelombang yang telah dijelaskan di depan adalah gelombang mekanik, yaitu gelombang yang penjalarannya memerlukan medium atau adanya gangguan pada medium yang akan dijalarkan gelombang. Gelombang ini diantaranya gelombang air, gelombang tali dan gelombang suara.
Gelombang elektromagnetik yang selanjutnya disingkat gelombang EM adalah gelombang yang menjalarnya tak perlu medium. Dasar dari gelombang EM adalah teori-teori listrik dan megnet yang kemudian diringkas menjadi sekumpulan persamaan yang disebut persamaan Maxwell. Salah satu persamaan Maxwell memprediksi bahwa perubahan waktu terhadap medan listrik akan menghasilkan medan magnet, seperti halnya adanya perubahan medan magnet yang menghasilkan medan listrik (hukum Faraday). Dari dasar ini Maxwell mengawali suatu konsep bahwa arus displacement merupakan sumber dari medan magnet. Dengan demikian teori Maxwell menyediakan hubungan penting antara medan listrik dengan medan magnet.

Pada awalnya Maxwell memprediksi bahwa gelombang EM menjalar dengan kecepatan jalar seperti kecepatan jalar cahaya. Penaksiran ini dibuktikan oleh Hertz secara eksperimen, dan dia merupakan orang pertama yang meneliti gelombang EM. Penemuan ini telah mengawali beberapa ilmu tentang sistem komunikasi seperti radio, televisi dan radar. Pada tingkat konseptual, Maxwell menggabungkan masalah cahaya dan gelombang EM, kemudian membangun ide bahwa cahaya adalah bentuk dari radiasi elektromagnetik. Gelombang EM dibentuk oleh muatan listrik yang dipercepat. Gelombang diradiasi terdiri dari medan listrik dan medan magnet yang saling tegak lurus dan juga kedua duanya tegak lurus arah penjalarannya. Dengan demikian gelombang EM adalah gelombang transversal. Oleh Maxwell ditunjukkan bahwa amplitudo-amplitudo medan listrik dan medan magnet ( E & B) dalam gelombang EM mempunyai hubungan E = c B, dengan c adalah kecepatan cahaya.
Pada jarak yang cukup jauh dari sumber gelombang, amplitudo dari getaran medan akan mengecil terhadap jarak, sebagai perbandingan (1/r). Gelombang EM juga mempunyai momentum dan energi sehingga dapat menghasilkan tekanan terhadap materi yang dijumpai. Gelombang EM mempunyai banyak frekwensi. Sebagai contoh gelombang radio adalah gelombang EM yang dihasilkan oleh osilasi arus di menara antena radio. Pemancaran gelombang cahaya adalah bentuk frekwensi tinggi dari radiasi EM yang dihasilkan oleh osilasi elektron dalam sistem atom. Hukum- hukum dasar dari medan listrik dan magnet mendasari persamaan-persamaan Maxwell. Persamaan ini merupakan unified teori dari EM.
Persamaan tersebut adalah :
 E. d A =                                                              (1)
 B. d A =0                                                                 (2)
 d L=                                                                   (3)
 B. d L = μo j +μoεo                                              (4)
Penggabungan dari persamaan-persamaan diatas dapat diturunkan suatu bentuk persamaan gelombang EM. Untuk ruang hampa (Q = 0, i = 0) , solusi persamaan gelombang tersebut menghasilkan kecepatan jalar gelombang sebesar (μoεo)1/2 , yang mana nilai ini sama dengan kecepatan jalar cahaya. Hasil ini mengawali Maxwell untuk memprediksi bahwa gelombang cahaya adalah bentuk radiasi gelombang EM

serat optik di indonesia

SERAT OPTIK DI INDONESIA

Meskipun saat ini penggunaan jaringan serat optik di Indonesia jarang terdengar, tetapi jumlah jaringan yang berbasis serat optik terus mengalami perkembangan baik dalam kuantitas maupun kualitas. Contoh penggunaan jaringan serat optik di Indonesia antara lain pada jaringan JUITA (Jaringan Universitas Indonesia Terpadu), INHERENT (Indonesia Higher Education Network), Palapa Ring, dan kabel bawah laut yang menghubungkan Jakarta dengan Batam. Pada makalah ini akan dibahas beberapa contoh penggunaan serat optik di Indonesia, dari segi topologi dan teknologi serat optik yang digunakan.

INHERENT (Indonesia Higher Education Network)
Pada jaringan INHERENT, serat optik digunakan untuk membentuk jaringan yang menghubungkan seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Pada tahap awal, terdapat 33 perguruan tinggi yang menjadi simpul awal pada jaringan INHERENT. Ke 33 perguruan tinggi tersebut antara lain:

Perguruan Tinggi
Kota/Propinsi
1. Universitas Syiah Kuala
2. Universitas Sumatera Utara
3. Universitas Riau
4. Universitas Andalas
5. Universitas Jambi
6. Universitas Sriwijaya
7. Universitas Bengkulu
8. Universitas Lampung
9. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
10. Universitas Indonesia
11. Institut Teknologi Bandung
12. Universitas Gadjah Mada
13. Universitas Diponegoro
14. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
15. Universitas Brawijaya
16. Universitas Udayana
17. Universitas Mataram
18. Universitas Nusa Cendana
19. Universitas Tanjungpura
20. Universitas Lambung Mangkurat
21. Universitas Palangkaraya
22. Universitas Mulawarman
23. Universitas Hasanuddin
24. Universitas Tadulako
25. Universitas Haluoleo
26. Universitas Sam Ratulangi
27. Universitas Negeri Gorontalo
28. Universitas Pattimura
29. Universitas Khairun
30. Universitas Cendrawasih
31. Universitas Negeri Papua
32. Universitas Terbuka
33. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Banda Aceh/NAD
Medan/Sumatera Utara
Pekanbaru/Riau
Padang/Sumatera Barat
Jambi/Jambi
Palembang/Sumatera Selatan
Bengkulu/Bengkulu
Bandar Lampung/Lampung
Tangerang/Banten
Jakarta/DKI
Bandung/Jawa Barat
Yogyakarta/Jogjakarta
Semarang/Jawa Tengah
Surabaya/Jawa Timur
Malang/Jawa Timur
Denpasar/Bali
Mataram/NTB
Kupang/NTT
Pontianak/Kalimantan Barat
Banjarmasin/Kalimantan Selatan
Palangkaraya/Kalimantan Tengah
Samarinda/Kalimantan Timur
Makassar/Sulawesi Selatan
Kendari/Sulawesi Tenggara
Palu/Sulawesi Tengah
Manado/Sulawesi Utara
Gorontalo/Gorontalo
Ambon/Maluku
Ternate/Maluku Utara
Jayapura/Papua
Manokwari/Irian Jaya Barat
Jakarta/DKI
Jakarta/DKI
Tabel . Daftar Perguruan Tinggi yang menjadi simpul jaringan INHERENT (bisa bertambah seiring waktu karena Dikti menggunakan sistem kompetisi untuk bisa tersambung ke Jaringan Inherent)

Perguruan-perguruan tinggi di atas berlaku sebagai simpul lokal di tingkat propinsi. Simpul-simpul lokal diharapkan dapat memfasilitasi sambungan universitas-universitas yang ada di daerahnya.
Sambungan antara universitas-universitas lain dengan simpul lokal pada jaringan INHERENT dapat dilakukan dengan menggunakan topologi star atau bus, tergantung dari lokasi univeristas, dan peralatan yang tersedia. Jenis kabel serat optik yang digunakan adalah serat optik single mode. Serat optik single mode dipilih karena memiliki jarak maksimum tanpa pengulang yang lebih jauh, dan juga karena serat optik single mode sudah mencukupi dari segi kapasitas kanal untuk sambungan antar universitas.
Gambar . Konfigurasi jaringan INHERENT
Pada gambar di atas dapat dilihat konfigurasi dari jaringan INHERENT. Simpul-simpul lokal yang terhubung dengan menggunakan serat optik baru terdapat di pulau Jawa saja. Sedangkan sambungan antara simpul-simpul lokal lainnya dilakukan dengan menggunakan E2 dengan kapasitas 8 Mbps. Khusus untuk daerah Maluku dan Papua sambungan antara simpul-simpul lokal dilakukan melalui satelit atau VSAT (Very Small Aperture Terminal) dengan kapasitas 2 Mbps.
Pada jaringan INHERENT juga terdapat redundant link yang menghubungkan jaringan antar pulau. Redundant link berfungsi sebagai cadangan bila jalur transmisi utama mengalami gangguan. Dengan adanya redundant link sambungan antara simpul-simpul lokal masih dapat dipertahankan, meskipun terjadi gangguan yang besar pada salah satu sambungan utama. Sambungan untuk redundant link juga menggunakan VSAT dengan kapasitas 1 Mbps.

JUITA (Jaringan Universitas Indonesia Terpadu)
Pada jaringan JUITA, jaringan serat optik digunakan untuk menghubungkan seluruh fakultas yang ada di Universitas Indonesia, Depok. Kabel serat optik diletakkan dibawah tanah, dan mengelilingi lingkungan Universitas Indonesia memebentuk topologi ring yang menghubungkan setiap fakultas. Teknologi yang dipakai dalam jaringan ini adalah FDDI (Fiber Distributed Data Interface).
Teknologi FDDI merupakan standar untuk transmisi data pada LAN (Local Area Network) dengan jangkauan mencapai 200 kilometer. FDDI menggunakan dua buah kabel fiber optik yang mentransmisikan data pada arah yang berlawanan. Kabel pertama berfungsi sebagai kabel utama yang digunakan dalam transmisi data dengan kecepatan 100 Mbit/s, sedangkan kabel kedua berfungsi sebagai cadangan bila kabel utama mengalami kerusakan. Tetapi jika jaringan tidak membutuhkan kabel cadangan, kabel kedua dapat digunakan bersamaan dengan kabel utama, dan menambah kapasitas jaringan menjadi 200 Mbit/s.

Palapa Ring
Palapa Ring merupakan kelanjutan dari proyek CSO-N (Cincin Serat Optik Nasional) yang bertujuan untuk membangun jaringan serat optik nasional yang menjangkau 33 propinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel daratan sejauh 21.807 kilometer.
Gambar . Skema Cincin Serat Optik Nasional (CSON)
Jaringan Palapa Ring membentuk cincin terintegrasi yang membentang dari Sumatera Utara hingga Papua bagian Barat dengan kapasistas sebesar 300 Gbps sampai 1000 Gbps. Aplikasi yang akan didukung oleh jaringan Palapa Ring sangat beragam, mulai dari pembelajaran jarak jauh, pengobatan jarak jauh, dan siaran TV yang murah ke desa-desa.
Jika dilihat dari kapasitas dan banyaknya aplikasi yang digunakan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bagian backbone pada jaringan Palapa Ring akan menggunakan kabel serat optik multimode dengan teknologi DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) dan EDFA (Erbium Doped Fiber Amplifier). Kedua teknologi ini dipilih karena memiliki efisiensi kanal yang tinggi, dan mudah untuk dikembangkan jika terdapat aplikasi baru yang ingin diterapkan ke dalam jaringan.

Dari contoh-contoh aplikasi yang telah disebutkan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan jaringan serat optik di Indonesia sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Penggunaan jaringan serat optik tidak hanya pada skala LAN saja, tetapi sudah memasuki skala WAN yang mencakup seluruh kepulauan Indonesia. Melihat perkembangan yang pesat ini, maka tidak mengherankan bila dalam waktu singkat aplikasi FTTH (Fiber to the Home) menjadi hal yang umum di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

gaun bercahay dalam gelap berkat serat optik

Check it out!


Beranikah Anda memakai gaun yang diperindah dengan tambahan bahan ini? Gaun-gaun ini dibuat dengan bahan khusus yang disebut serat optik. Bahan yang terdiri dari zat yang bisa bercahaya dalam gelap. Dibawah cahaya, pakaian Anda mungkin tidak jauh berbeda dengan pakaian orang-orang di sekitar. Tapi, jika lampu dinyalakan, pemakainya jadi yang satu-satunya masih terlihat.


Pakaian dengan serat optik memang belum dijual secara besar-besaran. Dipakainya pun hanya pada event-event tertentu. Namun sudah bisa ditemukan toko-toko yang menjual pakaian ini secara online. Beberapa pengguna media sosial juga ada yang menjahit sendiri gaun serat optik ini. Coba lihat beberapa diantaranya!




Cantik sekali ya, gaun korset ini. Gaun ini didesain oleh Rachael Reichert, dilaporkan dari rachaelreichert.com, Minggu (22/2/2015). Rachael merupakan seorang fashion designer asal Amerika Serikat. Gaun ini pun pernah dipamerkan di International Symposium of Wearable Computers di Zurich pada September 2013 lalu.


Gaun ini merupakan gaun pengantin yang didesain oleh Evey Clothing. Meriah ya modelnya!


Gaun ini dibuat oleh pengguna akun instructables.com yang bernama Natalina. Kalau dilihat dari modelnya, sepertinya si desainer terinspirasi dari ubur-ubur.




sumber : lifestyle.liputan6.com

alat ukur transmisi optik

ALAT UKUR TRANSMISI OPTIK

Dalam pengukuran karakteristik optik digunakan alat ukur OTDR(Optical Time Domain Reflectometer) dan Power Meter yang duraikan sebagai berikut:
1.      OTDR (Optical Time Domain Reflectometer)

OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan gambar secara visual karakteristik dari redaman sebuah fiber dalam suatu jaringan. Selain itu, OTDR merupakan alat untuk menentukan lokasi dari fiber optik yang terputus dan juga dapat digunakan untuk menentukan rugi-rugi (loss) pada tiap sambungan atau konektor.  Pada intinya OTDR memiliki 4 fungsi utama, yaitu :
1. Dapat menentukan jarak lokasi pada jaringan yang patah.
2. Dapat menentukan loss dari setiap splice atau total end to end loss.
3. Dapat menentukan redaman serat sepanjang link.
4. Dapat melihat refleksi dari sebuah event seperti sebuah konektor
Prinsip kerja OTDR adalah dengan mengirimkan pulsa cahaya ke serat optik berupa sinar laser sampai ke ujung core yang kita ukur. Cahaya yang dikirimkan sebagian dipantulkan kembali ke OTDR, hal tersebut terjadi karena ketidakmurnian dan ketidaksempurnaan serat optik sehingga menyebabkan refleksi sepanjang serat 



dari gambar dapat dijelaskan prinsip kerja dari OTDR. Pulsa generator membangkitkan sebuah pulsa elektrik yang diubah menjadi pulsa optik oleh laser diode. Pulsa tersebut diteruskan ke kabel optik melalui sebuah optical directional coupler. Pulsa tersebut akan dipantulkan kembali dan jika terjadi perubahan pada kabel (EVENT), yang disebabkan oleh adanya splicing (sambungan) pada kabel, konektor, microbending (kabel putus). Pulsa balik tersebut diterima kembali oleh optical directional coupler dan diteruskan ke photodiodeyang mengubah kembali menjadi pulsa listrik. Pulsa tersebut diukur besarnya dan ditampilkan di layar display. Lamanya waktu antara pulsa yang dibangkitkan dan pulsa yang diterima akan diukur dan dapat dikonversikan menjadi jarak antara pesawat OTDR denganEVENT tersebut (splicing, konektor, ujung kabel dan lain – lain).
Beberapa fungsi yang dapat dilakukan oleh OTDR yaitu :

1. Mengukur Loss per satuan panjang
Loss Pada saat Instalasi serat optik mengasumsikan redaman serat optik tertentu dalam loss persatuan panjang. OTDR dapat mengukur redaman sebelum dan setelah instalasi sehingga dapat memeriksa adanya ketidaknormalan seperti bengkokan (bend) atau beban yang tidak diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
X[dBW] = A [dB] . α .L [dB]
dimana :
X = Besarnya daya untuk jarak L
A = Daya awal yang diberikan OTDR ke serat optik untuk OTDR mini, Amax adalah 31 dBw
α = Redaman (dB/km)
L = Panjang
Sehingga dengan membaca grafik X dan L, akan didapat α (redaman), dan dengan membandiingkannya dengan loss budget akan dapat disimpulkan apakah telah terjadi ketidaknormalan.

2. Mengevaluasi sambungan dan konektor
Pada saat instalasi OTDR dapat memastikan apakah redaman sambungan dan konektor masih berada dalam batas yang diperbolehkan.

3. Fault Location
Fault seperti letaknya serat optik atau sambungan dapat saat atau setelah instalasi, OTDR dapat menunjukkan lokasi faultnya atau ketidaknormalan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat jarak terjadinya end of fiber pada OTDR, jika kurang dari jarak sebenarnya maka pada jarak tersebut terjadi kebocoran/ keretakan (asumsi set OTDR benar). End of fiber pada OTDR ditandai dengan adanya daya <3 dB (dapat disesuaikan dengan menset) yang berfluktuasi. OTDR, pulse width, dispersi, rise time merupakan domain waktu, sedangkan bandwidth, merupakan domain frekuensi.

2. Power Meter
Power meter optical adalah peralatan penting untuk pengukuran daya dalam sistem komunikasi serat optik. Pengukuran daya adalah salah satu dasar banyak pengukuran serat optik. Nilai untuk pengukuran rugi -rugi dengan daya pada kirim (sumber) atau daya pada akhri penerima yang berbeda – beda. Jenis optical power meter menggunakan bahan semikonduktor photodetector sepertiSilicon (Si), Germanium (Ge), atau Indium Gallium Arsenide (InGaAs), tergantung pada panjang gelombang yang digunakan. Si detectordigunakan pada daerah panjang gelombang 850 nm, sedangkan Ge dan InGaAs detector adalah jenis yang digunakan pada daerah panjang gelombang 1310 and 1550 nm.



sumber : Diktat Perkuliahan USU

keunggulan fiber optik

Selama ini kita mengenal teknologi komunikasi melalui kabel dan tanpa kabel (wireless). Komunikasi lewat kabel bisa dilakukan, misalnya, dengan telepon rumah. Adapun komunikasi tanpa kabel dengan telepon seluler (handphone/hp). Saat berkomunikasi dengan telepon rumah, mikrofon mengubah suara menjadi sinyal listrik yang dikirim via kabel ke penerima. Biasanya kabel itu terbuat dari tembaga. Namun kini kabel tembaga telah digantikan kabel optik.


Ada beberapa kelebihan kabel optik dibandingkan dengan kabel tembaga. Pertama, lebih murah. Kedua,  lebih tipis dan ringan sehingga menghemat tempat. Ketiga, tingkat kehilangan informasi yang disalurkan relatif lebih rendah sehingga lebih hemat daya. Keempat, satu kabel optik dapat terdiri atas ratusan serat optik sinyal. Antarserat tak mengganggu, sehingga komunikasi lewat telepon atau penerimaan siaran televisi lebih bersih. Kelima, volume informasi yang dapat dibawa serat optik lewat jaringan telepon jauh lebih besar, yakni antara 200.000 dan 600.000 pembicaraan. Padahal, kabel tembaga hanya membawa antara 10 dan 20 pembicaraan. Keenam, sinyal telepon pada kabel tembaga harus diperkuat kembali setiap 2 km dengan penguat sinyal (repeater) yang relatif mahal. Pada serat optik, pelemahan sinyal amat sedikit. Jadi jarak antar-repeater bisa berjauhan hingga 100 km. Saat ini, Jepang dan Amerika Serikat sedang mengembangkan penggunaan laser sebagai penguat cahaya dalam serat optik. Jadi sinyal yang dibawa dapat bertahan hingga 1.000 km tanpa “disegarkan” oleh repeater. Ketujuh, serat optik tak terpengaruh oleh gangguan elektromagnetik alami, seperti petir, badai, gelombang radio matahari. Juga tak terpengaruh gangguan elektromagnetik buatan, seperti pemancar radio dan radar. Kedelapan, serat optik lebih cocok untuk pengiriman data digital. Selain itu, pemakaian serat optik tak memungkinkan informasi data disadap, tanpa menyebabkan pelemahan sinyal secara dratis. Kesembilan, serat optik tak menyalurkan arus listrik sehingga aman dari bahaya kebakaran. Kesepuluh, serat optik lebih luwes ketimbang kabel tembaga. 

Untuk komunikasi data telemetri, kini serat optik banyak dipasang dalam komputer terbaru. Dengan dua kabel tembaga yang dipilin, komputer dapat mengirimkan data 150-200 huruf per detik. Adapun dengan kabel koaksial dapat mengirimkan hingga 1,5 juta huruf per detik. Serat optik jenis tertentu dan panjang gelombang tertentu dapat menyalurkan 15 juta-20 juta huruf per detik.

DAFTAR PUSTAKA


http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/04/12/105240/18/Selarik-Serat-Pembawa-Pesan  ( Di Akses Rabu, 11 Maret 2015, jam 21:01 )

mengubah udara hampa jadi serat optik

MENGUBAH UDARA HAMPA JADI SERAT OPTIK


Sejumlah peneliti berhasil melakukan ujicoba perubahan udara hampa menjadi serat optik yang dapat mentransmisi sinyal tanpa diperlukan adanya kabel.

Ilmuwan temukan cara untuk mengubah udara menjadi serat optik. (Credit: ABC) 
“Untuk beberapa waktu belakangan, banyak orang sudah berpikiran untuk membuat jaringan udara ini, namun baru kali ini hal ini tercapai,” kata Professor Howard Milchberg dari University of Maryland, pemimpin dari riset yang didanai oleh Militer AS dan National Science Foundation. Pada eksperimen ulang untuk membuktikan teori ini, mereka menciptakan sebuah jaringan udara yang kelak dapat digunakan sebagai serat optic instant yang dapat digunakan dibagian manapun di dunia atau bahkan ruang angkasa. Penemuan yang ditulis di jurnal Optica ini memiliki aplikasia antara lain komunikasi laser jarak jauh, pemetaan topografi beresolusi tinggi, riset sehubungan dengan polusi udara dan perubahan iklim, dan bahkan di dunia militer untuk membuat senjata laser. Laser pada umumnya akan kehilangan focus dan intensitasnya seiring dengan bertambahnya jarak yang dikarenakan oleh photon yang secara natural terpisah dan berinteraksi dengan atom dan molekul lain yang ada di udara.


Serat optik memechakan permasalahan ini dengan menembakkan cahaya melalui cermin dengan daya pantul kuat yang berfungsi sangat efektif untuk mentransmisi cahaya. Cermin itu akan dikelilingi oleh materi yang memiliki daya pantul rendah yang akan memantulkan kembali cahaya ke cermin, Mencegah laser kehilangan focus dan intensitasnya. Terlepas dari itu, kemampuan serat optic untuk membawa energi masihlah terbatas dan akan membutuhkan struktur fisik untuk membantunya membawa energi tersebut. Milchberg dan rekannya telah menemukan sesuatu yang mirip dengan serat optik dari udara dengan menggabungkan laser dan cahayanya kedalam sebuah pipa yang dibentuk dari berbagai tembakan laser. Mereka menggunakan tembakan yang pendek namun sangat kuat dari laser untuk memanaskan permukaan udara sepanjang jalur tembakan. Proses pemanasan yang cepat akan menimbulkan jaringan suara yang dalam waktu sekitar satu detik mikro akan mencapai inti dari pipa, menimbulkan area yang sangat padat.

“Satu detik mikro itu termasuk lama apabila dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk cahaya dapat menyebar, sehingga ketika cahaya itu sudah hilang, satu detik mikro kemudian jaringan suara mertemu di tengah, memperbesar kepadatan udara di tempat tersebut,” kata Milchberg.

Kepadatan yang lebih rendah di daerah yang mengelilingi bagian tengah dari jaringan udara memiliki daya pantul yang lebih rendah, menjaga cahaya untuk tetap fokus. “Struktur apapun [bahkan udara] yang memiliki nilai kepadatan tinggi akan memiliki daya pantul yang lebih kuat dan dapat bekerja sebagai serat optik,” tambah Milchberg. Begitu Milchberg dan rekan rekannya menciptakan jaringan udara tersebut, mereka menggunakan laser susulan untuk memancing percikan udara di ujung dari jaringan dan merubahnya menjadi plasma. Sinyal optik dari percikan itu akan tertransmisi sepanjang jaringan udara, sejauh satu meter ke alat pendeteksi di ujung lainnya. Sinyal yang diterima oleh alat pendeteksi tersebut cukup kuat untuk memperbolehkan Milchberg dan rekan rekannya untuk menganalisa kandungan kimia yang diproduksi oleh percikan tersebut. Para ilmuwan ini menemukan bahwa sinyal tersebut 50 per sen lebih kuat dari sinyal yang tidak menggunakan jaringan udara. Pakar Australia Proffesor Ben Eggleton dari University of Sydney mengatakan bahwa penemuan ini sangat penting untuk bidang optik. “Ini seperti jika kami memiliki serat optic dan dapat menyinarkannya ke lanigt, menghubungkan laser anda ke ujung atmosfer,” kata Eggleton. “Anda tidak lagi memerlukan lensa yang besar dan optik.”


DAFTAR PUSTAKA

( Di Akses Rabu 11 Maret 2015, jam 20:39 )

Dispersi

Apa itu Dispersi?



Dispersi cahaya adalah penguraian cahaya putih atas komponen - komponen warna pelangi.
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik (putih) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu) atau (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang.

Sebuah prisma atau kisi kisi mempunyai kemampuan untuk menguraikan cahaya menjadi warna warna spektralnya. Indeks cahaya suatu bahan menentukan panjang gelombang cahaya mana yang dapat diuraikan menjadi komponen komponennya. Untuk cahaya ultraviolet adalah prisma dari kristal, untuk cahaya putih adalah prisma dari kaca, untuk cahaya infrared adalah prisma dari garam batu.
Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu mengalami deviasi terbesar.
Sudut dispersi:
·         F = du - dm
·         F = (nu - nm)b
·         dm = sudut deviasi merah
·         du = sudut deviasi ungu
·         nu = indeks bias untuk warna ungu

·         nm = indeks bias untuk warna merah


Kapan Dispersi itu terjadi?

Disversi  cahaya terjadi jika seberkas cahaya polikromatik (cahaya putih) jatuh pada sisi prisma. Cahaya putih tersebut itu akan diuraikan menjadi warna-warna pembentuknya yang disebut spektrum cahaya., seperti gambar diatas.

Megapa Dispersi cahaya bisa terjadi?
Karena cahaya merah mempunyai kecepatan paling besar maka cahaya mengalami deviasi paling kecil. Sedangkan cahaya ungu yang mempunyai kecepatan paling kecil mengalami deviasi paling besar sehingga indeks bias cahaya ungu lebih besar dari pada cahaya merah.

Apa sudut Dispersi itu?
Sudut dispersi adalah sudut yang dibentuk oleh sinar merah dan sinar ungu setelah keluar dari prisma.
Besar sudut dispersi adalah
φ = δungu – δmerah
Bila sudut pembias prisma kecil
φ = ( nungu – nmerah ) β
Apabila sudut-sudut pembias kecil
maka rumus tersebut dapat ditulis dalam bentuk
(n1k – 1) β1 = (n2k – 1) β2
Sudut deviasi total dapat ditentukan dari hubungan berikut :
δtotal = (n1m – 1) β1 –  (n2m – 1) β2
= (n1u – 1) β1 –  (n2u – 1) β2
Apa contoh penerapan Dispersi?
Contoh peristiwa dispersi pada kehidupan sehari-hari adalah pelangi. Pelangi hanya dapat kita lihat apbila kita membelakangi matahari dan hujan terjadi di depan kita. Jika seberkas cahaya matahari mengenai titik-titik air yang besar, maka sinar itu dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Pada saat sinar memasuki titik air, sebagian sinar akan dipantulkan oleh bagian belakang permukaan air, kemudian mengenai permukaan depan, dan akhirnya dibiaskan oleh permukaan depan. Karena dibiaskan, maka sinar ini pun diuraikan menjadi pektrum matahari.Peristiwa inilah yang kita lihat di langit dan disebut pelangi. 

Pelangi adalah spektrum cahaya matahari yang diuraikan oleh butir - butir air. Pelangi hanya dapat terlihat jika kita membelakangi matahari dan hujan terjadi di depan kita. Jika seberkas sinar matahari mengenai butir - butir air yang besar, maka sinar itu akan dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Sinar akan memasuki butir air. Sebagian kecil sinar akan dipantulkan oleh bagian belakang butir air. Selamjutnya sinar pantul ini mengenai permukaan depan dan dibiaskan oleh permukaan depan. Karena sinar pantul ini dibiaskan, maka sinar ini pun diuraikan atas spektrum spektrum matahari.

Ketika cahaya merambat dalam suatu medium, maka kecepatan rambat gelombang umumnya bergantung pada frekuensinya. Dalam kaca misalnya, kecepatan rambat makin kecil bila panjang gelombang nya makin kecil. Cahaya warna ungu merambat lebih lambat daripada cahaya warna merah. Jika cahaya putih jatuh pada bidang batas 2 medium dengan sudut tertentu, maka gelombang yang masuk ke medium kedua mengalami pembiasan. Besarnya sudut bias bergantung pada kecepatan rambat cahaya dalam medium tersebut.

Karena gelombang dengan frekuensi berbeda mempunyai  v ( kecepatan) yang berbeda, maka gelombang dengan frekuensi berbeda akan memiliki sudut bias yang berbeda pula. Akibatnya, dalam medium kedua,  berkas dengan frekuensi yang berbeda bergerak dalam arah yang berbeda.  Peristiwa tersebut dapat dikatakan sebagai penguraian cahaya putih dari spektrum - spektrum yang memiliki frekuensi yang berbeda atau disebut dispersi.

Sebuah prisma atau kisi kisi mempunyai kemampuan untuk menguraikancahaya menjadwarna warna spektralnya.  Indeks cahaya suatu bahanmenentukan panjang gelombang cahaya yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponennya untuk cahaya ultraviolet digunakan prisma dari kristal, untuk cahaya putih digunakan prisma dari kaca, dan untuk cahaya infrarot digunakan prisma dari garam batu.
Peristiwa dispersini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungumengalami deviasi terbesar.


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Dispersi   ( Di Akses Selasa, 10 Maret 2015, Jam 15:40 )
https://tienkartina.wordpress.com/2010/08/01/disversiuraian-cahaya/  ( Di Akses Senin, 10 Maret 2015, Jam 15:42 )
http://fiddalanovaputri.blogspot.com/2010/12/dispersi-cahaya-mengapa-terjadi.html  ( Di Akses Selasa, 10 Maret 2015,  Jam 15:43 )
http://hilmiyahtsabitah.blogspot.com/2011/04/dispersi-gelombang.html  ( Di Akses Selasa, 10 Maret 2015, Jam 16:11 )